Muazzin Islam : Bilal Bin Rabah


















Assalamualaikum..

Seorg tokoh islam yg tidak asing lg dlm Kalendar perjuangn Islam..sumbangan terutama dlm perkembgn madrasah dan surau menjadikan beliau tokoh yg mulia di zaman itu..
Bilal Al-Habsyi r.a adalah sahabat yang cukup terkenal. Beliau seorang muadzin tetap di masjid Nabawi. Dahulu beliau seorang budak dan hamba sahaya milik seorang kafir Quraisy. Kemudian masuk Islam , dengan keislamannya ini menyebabkan ia banyak menanggung pederitaan dan mengakami siksaan dari orang-orang kafir.

Umayyah bin Khalaf adalah seorang kafir yang paling keras memusuhi umat Islam. Di atas padang pasir yang panas dan di tengah terik matahari yang menyengat. Bilal r.a ditelentangkan dengan ditindihkan batu yang besar didadanya sehingga ia tidak boleh menggerakkan badannya sedikitpun, sambil dikatakan kepadanya “ Apakah kamu mau mati dalam keadaan demikian atau tetap hidup, dengan syarat engkau tinggalkan Islam?” Meskipun dalam keadaan demikian, ia tetap menyatakan Ahad,Ahad yaitu yang boleh disembah hanya satu. Pada malam harinya sambil diikat dengan rantai, ia dicambuki terus menerus, sehingga badannya penuh luka. Pada siang harinya dengan lukanya tersebut ia dibaringkan kembali di atas padang pasir panas sehinga penderitaannya bertambah berat disamping harus menanggung penderitaan kerana luka-luka dibadannya. Tuannya berharap bahwa dengan cara seperti itu ia akan mati perlahan-lahan, kecuali jika ia mau meninggalkan Islam. Orang yang menyeksa bilal r.a selalu berganti. Kadang-kadang Abu Jahal dan kadang-kadang Umayyah bin Khalaf, kadang orang lainnya ikut menyeksanya. Mereka berusaha sekuat mungkin untuk menimpakan penderitaan yang lebih berat kepada Bilal r.a.

Ketika Abu Bakar As-Shiddiq r.a. melihat hal itu, Iapun membeli Bilal r.a dan terus membebaskannya.Kemudian beliau menjadi muadzin Rasulullah saw yang berkhidmat dalam menyerukan adzan untuk mendirikan solat. Setelah Rasulullah wafat ia tinggal di Madinah Thayyibah. Tetapi ia merasa tidak tahan melihat bekas tempat Rasulullah saw yang kosong. Kerana itu ia berniat di dalam hatinya, bahwa sisa-sisa hidupnya akan di habiskannya untuk berjihad dalam agama. Sehingga ia berniat untuk berangkat bersama-sama bergabung dengan lasykar jihad yang berperang fi sabilillah. Sampai beberapa waktu lamanya ia tidak kembali ke kota Madinah.

Suatu malam bermimpi bertemu Rasulullah saw belau berkata dalam mimpinya,” wahai bilal, kezaliman apakah yang engkau lakukan sehingga engkau tidak mau menziarahiku?” Setelah bangun dari mimpinya, ia segera berangkat ke Madinah. Sesampainya disana, Hasan dan Husein r.a cucu Rasulullah , memintanya untuk mengumandangkan adzan. Permintaan orang yag dicintainya itu tidak dapat ditolak olehnya. Mulailah ia adzan, maka terdengarlah suara adzan seperti masa hidupnya Rasulullah saw. Suara itu sungguh menyentuh hati orang yang mendengarnya. Para wanita menangis, mereka keluar dari rumahnya untuk mendengarkannya.
Untuk beberapa hari, beliau tinggal di Madinah, setelah itu beliau kembali. Dan tahun kedua puluh hijriyah beliau wafat di Damsyiq. ( diambil dari kisah sahabat oleh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Raha)

0 hit:

Post a Comment